SELAMAT DATANG DI PERPUSTAKAAN KIMIA ONLINE

Sunday, January 2, 2011

Konsep Bilangan Oksidasi

Penentuan bilangan oksidasi mengikuti beberapa aturan tertentu. Aturan tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Bilangan oksidasi unsur dalam keadaan bebas adalah nol. (Unsur bebas diantaranya Na, Al, Fe, O2, I2, Br2, S8, H2, atau Cl2.)

Contoh :

Bilangan oksidasi Br dalam Br2 = 0

Bilangan oksidasi Na dalam Na = 0

2. Bilangan oksidasi ion dari suatu atom (monoatom) sama dengan muatan ionnya.

Contoh :

Bilangan oksidasi Mg dalam Mg 2+ = +2

Bilangan oksidasi I dalam I- = -1

3. Bilangan oksidasi unsur logam dalam senyawanya selalu bertanda positif yang besarnya tergantung elektron valensinya (letak dalam sistem periodik unsur).

Contoh :

Bilangan oksidasi golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs) = +1

Bilangan oksidasi golongan IIA ( Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Rb) = +2

Khusus untuk beberapa unsur transisi memiliki bilangan oksidasi yang bervariasi.

Beberapa unsur transisi dalam senyawanya dengan variasi bilangan oksidasinya.

Unsur

Bilangan Oksidasi

Cr

Fe

Co

Pt

Pb

Sn

Hg

Cu

Au

+2 dan +3

+2 dan +3

+2 dan +3

+2 dan +4

+2 dan +4

+2 dan +4

+1 dan +2

+1 dan +2

+1 dan +2

4. Bilangan oksidasi atom H dalam senyawa adalah +1, kecuali pada senyawa hibrida (NaH, LiH, dan CaH2), bilangan oksidasi H adalah -1.

Contoh :

Bilangan oksidasi H dalam H2S = +1

Bilangan oksidasi H dalam LiH = -1

5. Bilangan oksidasi atom O dalam senyawa adalah -2.

Contoh oksida O dalam H2O = -2

Pengecualian :

Bilangan oksidasi O dalam senyawa peroksida (H2O2, Na2O2, dan BaO2)= -1

Bilangan oksidasi O dalam senyawa superoksida (KO2 dan RbO2) = -1/2

Bilangan oksidasi O dalam senyawa OF2 = +2

6. Jumlah total bilangan oksidasi (BO) atom-atom dalam senyawa netral adalah nol.

Contoh :

Bilangan oksidasi HNO3 = 0

Bilangan oksidasi H2SO4 = 0

7. Jumlah total bilangan oksidasi (BO) atom-atom dalam ion poliatom sama dengan muatan ion tesebut.

Contoh :

Bilangan oksidasi H2PO4- = -1

Bilangan oksidasi SO32- = -2

Berdasarkan aturan tersebut, bilangan oksidasi setiap atom dalam senyawanya dapat dihitung.

Contoh Soal :

Tentukan bilangan oksidasi S dalam H2SO4.

Jawab :

(2 x BO H) + (1 x BO S) + (4 x BO O) = 0

(2 x 1) + (1 x BO S) + (4 x (-2)) = 0

2 + BO S - 8 = 0

BO S = +6

Read More...

Konsep Oksidasi Reduksi Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Oksigen

Reaksi reduksi merupakan reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat (unsur maupun senyawa). Adapun zat yang mengalami reduksi (kehilangan oksigen) disebut oksidator.

Contoh :

a. Reduksi bijih timbal menjadi timbale murni

PbO(s) + C(s) Pb(s) + CO(g)

PbO bertindak sebagai oksidator. PbO melepas oksigen menjadi Pb

b. Reduksi bijih besi menjadi besi murni

FeO(s) + CO(g) Fe(s) + CO2(g)

FeO bertindak sebagai oksidator. FeO melepas oksigen menjadi Fe.

Bila sepotong besi dibiarkan di udara terbuka makin lama besi itu akan membentuk karat besi (Fe2O3). Reaksi perkaratan besi disebabkan terjadinya antara besi dan oksigen. Dapat dikatakan besi mengalami oksidasi.

Besi + Oksigen → Besi Oksida

4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)

Pada reaksi oksidasi tidak hanya dengan unsur oksigen tetapi dapat pula dengan senyawa yang mengandung oksigen seperti reaksi antara hydrogen dengan oksida tembaga.

Hidrogen + Oksida Tembaga → Air + Tembaga

H2(g) + CuO(s) → H2O(g) + Cu(s)

Oksigen terlepas dari senyawa CuO dan bergabung dengan hydrogen membentuk H2O. Hidrogen yang mengikat oksigen mengalami oksidasi.

Jadi, menurut konsep pengikatan dan pelepasan oksigen, reaksi oksidasi adalah reaksi yang mengakibatkan pengikatan oksigen. Sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi yang melibatkan pelepasan oksigen.

Di sisi lain, reaksi oksidasi melibatkan penggabungan oksigen pada suatu zat (kebalikan reduksi). Zat yang mengalami oksidasi (menerima oksigen) dinamakan reduktor.

Contoh :

a. Pembakaran metana

CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + H2O(l)

CH4 bertindak sebagai redoktor. Atom karbon dalam metana menerima oksigen membentuk CO2. Sementara itu, atom hidrogen dalam metana juga menerima oksigen membentuk H2O.

b. Pembakaran pita magnesium

2Mg(s) + O2 2MgO(s)

Mg bertindak sebagai reduktor karena menerima oksigen menjadi MgO.

Reaksi reduksi oksidasi selalu berlangsung bersamaan. Dalam suatu reaksi, jika reaksi oksidator mengalami reduksi, pasti ada reaksi oksidasi yang mengiringinya.

Contoh :

Reaksi reduksi oksidasi antara logam seng dengan timbal (II) oksida.

Zn(s) + PbO(s) ZnO(s) + Pb(s)

Zn(s) Menerima oksigen (reduksi) Pb(s)

PbO(s) Kehilangan oksigen (oksidasi) ZnO(s)

Zn bertindak sebagai reduktor.

PbO bertindak sebagai oksidator.

Read More...

Perkembangan Konsep Reduksi dan Oksidasi

Reaksi kimia dapat digolongkan ke dalam reaksi redoks dan reaksi bukan redoks. Istilah redoks berkaitan dengan peristiwa reduksi dan oksidasi. Pengertian reduksi dan oksidasi itu sendiri telah mengalami perkembangan. Pada awalnya, peristiwa reduksi dan oksidasi dikaitkan dengan pelepasan dan pengikatan oksigen, sedangkan reduksi sebagai pelepasan oksigen. Pada perkembangan selanjutnya, oksidasi dan reduksi dikaitkan dengan penangkapan atau pelepasan elektron, dan kemudian dengan perubahan bilangan oksidasi. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan cakupan yang lebih luas bagi jenis reaksi tersebut.

Reaksi redoks banyak terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Beberapa contoh dapat kita sebutkan , yaitu perkaratan besi, reaksi-reaksi pembakaran, oksidasi makanan dalam sel, fotosintesis, dan peleburan biji logam. Aki , baterai, dan berbagai proses elektrolisis seperti penyepuhan, juga berjalan berdasarkan reaksi redoks.

Read More...

Pengertian Kompetensi Guru

Menurut (Soekamto, dkk., 2006) kompetensi merupakan kebulatan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja. Depdiknas (2004:7) merumuskan kompetensi guru sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.Menurut Syah (2000:203) kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak.

Muhaimin (2004:151) menjelaskan kompetensi guru adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seorang guru sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksankan tugas-tugas dalam bidang pekerjaannya. Mulyasa (2003:38) mengartikan kompetensi guru sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Berdasarkan uraian di atas kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.

Read More...

Standar Nasional Pendidikan

Standar nasional pendidikan Indonesia diatur dalam peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lingkup Standar Nasional pendidikan meliputi:

  1. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh pesera didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
  2. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
  3. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,pengetahuan, dan keterampilan.
  4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
  5. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan bereaksi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komuikasi.
  6. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuanpendidikankabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan.
  7. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen-komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
  8. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Read More...

Perkembangan Kurikulum Kimia di SMP

Adanya pengembangan KBK menjadi KTSP menssyaratkan adanya mata pelajaran IPA terpadu (SAINS) dan IPS pada tingkat SMP. Pembelajaran terpadu yang terdiri atas beberapa mata pelajaran menyediakan lingkungan belajar sehingga peserta didik mendapat pengalaman belajar konsep-konsep dari berbagai sub mata pelajaran. Pengertian terpadu disini mengandung makna menghubungkan IPA dengan berbagai mata pelajaran .

Dengan karakteristik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMP/MTS antara sebagai berikut.(www. Puskur. net)

  1. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan gabungan dari unsur-unsur fisika, kimia, biologi, serta bumi dan antariksa.
  2. Kompetensi dasar IPA berasal dari struktur keilmuan fisika, kimia, biologi, serta bumi dan antariksa yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik tertentu.
  3. Kompetensi dasar IPA juga menyangkut berbagai masalah yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

Karakteristik mata pelajaran IPA SMP/MTS tersebut merupakan bagian dari kriteria struktur kurikulum SMP/MTS yang didasarkan kepada standard kompetensi mata pelajaran. Dalam pendistribusian mata pelajaran SMP tersebut kimia masih tergabung dalam kelompok mata pelajaran Sains. Hal ini mengakibatkan waktu belajar kimia relatif sedikit dibandingkan dengan pelajaran lain yang memiliki jam les yang sama.

Read More...

Dalton, John (1766–1844)

English chemist, one of the founders of atomic theory. Some of his proposals have since proved to be incorrect, but his chief contribution was that he channeled the thinking of contemporary scientists along the correct lines, particularly in his method of using established facts to explain a new phenomenon.

Dalton was born in the village of Eaglesfield near Cockermouth, Cumbria, on or about September 6, 1766. He was the third of six children of a weaver, who was a devout Quaker and did not register the date of his son's birth. Dalton attended the village Quaker school and by the age of 12 was running it. He later became headmaster of a school in Kendal, before taking up a post in 1793 to teach mathematics and natural philosophy in Manchester. Dalton was largely self-taught, his Quaker beliefs excluding him from attending Oxford or Cambridge universities (at that time open only to members of the Church of England).

Even before he moved to Manchester, a wealthy Quaker friend, the blind philosopher John Gough, had stimulated in Dalton an interest in meteorology and for 57 years (beginning in 1787) he kept a diary of observations about the weather. He gave lectures on this subject to the Manchester Literary and Philosophical Society, of which he became honorary secretary and later president. He determined that the density of water varies with temperature, reaching a maximum at 6.1°C/42.5°F; the modern value of this temperature is 4°C). He also lectured about color blindness, a condition he shared with his brother and which for a time was known as Daltonism. He resigned his lectureship in Manchester in 1799 in order to pursue his own researches, working as a private tutor to make a living. He did, however, remain as the society's secretary and was given accommodation in a house they bought for him. This house, still containing many of Dalton's records, was destroyed in a bombing raid in 1940 during World War II. He was awarded a government pension of £150 in 1833, which was doubled three years later. He died in Manchester on July 27, 1844.

From his interest in the weather, atmosphere, and gases in general, Dalton in 1803 proposed his law of partial pressures (which states that, in a mixture of gases, the total pressure is the sum of the pressures that each component would exert if it alone occupied the same volume). He also studied the variation of a gas's volume with temperature, concluding (independently of Joseph Gay-Lussac) that all gases have the same coefficient of thermal expansion. Gaseous diffusion and the solubility of gases in water were also the subjects of his experiments.

The work on the absorption of gases led Dalton to formulate his atomic theory—he considered that gases must be made up of particles that can somehow occupy spaces between the particles that make up water, and that in a mixture of gases the different particles must intermingle rather than separate into layers depending on their density. When presented in his book New System of Chemical Philosophy (1808), the idea that atoms of different elements have different weights was supported by a list of atomic weights (atomic masses) and his newly devised system of chemical symbols. Combinations of element symbols could be made to represent compounds.

Many of the atomic weights (confused with equivalent weights) were incorrect, for example oxygen's was 8 and carbon's 6, but a pattern had been established, introducing order to a science that was hitherto little more than a collection of facts.

Taking into account later work, Dalton's atomic theory may be summarized as follows:

(a) Matter cannot be subdivided indefinitely, because each element consists of indivisible particles called atoms.

(b) The atoms of the same element are alike in every respect, having the same weight (mass), volume, and chemical properties; atoms of different elements have different properties.

(c) In chemical combinations of different elements, atoms join together in simple definite numbers to form compound atoms (now called molecules).

His formula for water—one hydrogen atom combined with one oxygen atom—was wrong, although he was more fortunate with carbon monoxide (“carbonic oxide”) and carbon dioxide (“carbonic acid”). But nevertheless he did bring a sort of order to the existing chaos, and provided a foundation for several generations of scientists. Several years later Jöns Berzelius was to supersede Dalton's system with the chemical symbols and formulas still used today.

Throughout his life Dalton retained his Quaker habits and dress, and new acquaintances were often taken aback by his appearance. He continued to keep his diary, which eventually ran to 200,000 entries. He distrusted the results of other workers, preferring to rely on his own experiences. As he grew older he became almost a recluse, with few friends and deeply involved in his pursuit of knowledge. And although he shunned fame and glory, he became famous even outside the realms of science. When his coffin stood on public display in Manchester Town Hall, more than 40,000 people filed past to pay their respects.

Read More...